Hari ini, empat bulannya aku menjalani tahun ke-19-ku dalam hidup. Aku sangat berharap agar aku dan kamu dapat berumur panjang dan mendapat kesejahteraan dalam hidup, Aamiin. Selama usiaku yang menginjak usia remaja-dewasa, aku pun merasa adanya perubahan di antara aku dan orang tuaku. Mulai dari fisik hingga cara pandang kami. Kurasa, semua orang juga merasakan hal itu, maksudku, saat kita sudah dewasa, segalanya tampak berbeda dan lebih realis.
Hal-hal konyol yang menarik semasa sekolah sudah terlihat biasa dan sepertinya kita mulai mengejar hal-hal baru di dunia luar. Selain untuk bertahan hidup, kita juga mulai mengasah diri untuk lebih dekat dengan personal orang lain, termasuk teman, sahabat, kekasih, dan terutama orang tua. Untukmu yang pernah kehilangan, aku berharap yang terbaik untukmu juga kepada sosok terkasihmu tersebut.
Ada yang bilang, jika usia kita semakin bertambah, segalanya menjadi cukup. Bahwa kita mulai berpikir bahwa diri sendiri adalah penting (Self Love) dan hubungan interpersonal dengan orang lain mulai tampak tidak penting. Tapi, kurasa itu tidak terjadi pada semua orang. Selain sebab alasan logika, tapi juga karena sifat/watak lahir orang yang berbeda-beda.
Bagiku, saat ini adalah masa-masa paling krusial untukku. Orang tuaku sudah masuk ke fase di mana mereka akan mulai mempersiapkan waktu pensiunnya. Mereka saat ini tidak begitu tua, tapi, mendekati setengah abad adalah pencapaian besar. Alhamdulillah, atas berkah Tuhan, aku bersyukur mereka diberi umur panjang. Aku menyebut krusial tak lain karena aku harus mulai berbenah, mengumpulkan waktu dan persiapan harta untuk membuat mereka bahagia di hari-hari pra-pensiun maupun pensiun adalah hal yang sulit.
Foto oleh Rene Asmussen dari Pexels
Aku tidak ingin menunjukkan sikap materialistik, karena harta yang kumaksud tidak hanya bertujuan di dunia. Tapi, juga untuk mencapai Ridho Tuhan dengan cara ibadah. Harta itu bisa kubelikan tiket berangkat haji & umrah untuk kedua orang tuaku nanti (Insha Allah), Aamiin. Aku benar-benar mencintai mereka sebagaimana aku ingin memanjakan diriku sendiri. Aku tak peduli jika ada yang mengoceh tentang parenting yang menganggap anak sebagai investasi/aset pribadi karena bagiku, tentulah setiap orang tua di dunia berhak untuk merasakan kasih sayang anaknya baik melalui ucapan dan perlakuan.
Maksudku, Tuhan saja meminta kita beribadah kepadanya dan kita tidak bisa menolak, kan? Tapi, perkembangan otak dan pola pikir manusia di masa ini mulai membuka jalan ke arah liberalitas yang justru kelewatan batas. Apa karena orang tua 'hanya' lah manusia jadi mereka pantas dikekang karena Tuhan dan manusia adalah beda konsep? Tetap saja, bagi sebagian agama, perintah (yang baik) dari orang tua adalah perintah dari Tuhan.
Kembali ke pembahasan perubahan, aku dan ayahku dulunya sangat dekat. Sebenarnya sekarang masih, tapi caranya sudah beda. Kalau dulu aku masih dengan bebas bisa memeluknya saat kecil, sekarang aku yang sudah menjadi gadis dewasa ini, memeluknya hanya di momen tertentu saja. Seperti ketika ayahku sedang butuh support dari rumah, juga ketika aku merasa tidak imbang di motor (berboncengan) jadi aku memeluknya sementara agar tidak jatuh.
Hal itu berbeda sekali di saat aku yang kecil, waktu itu bahkan setiap detiknya aku berada di depan boncengan motor sembari bernyanyi-nyanyi riang. Memoriku saat berjalan-jalan akan aku tulis nanti, sebab entah mengapa, aku masih mengingat beberapa memori kecilku yang sangat jauh umurnya. Saat ini, ayahku sedang bekerja secara Shift alias berganti-ganti jam. Ia sudah bekerja selama puluhan tahun di perusahaan daerahku saat ini. Perusahaan ini milik pemerintah, tapi untuk beberapa alasan politik, sistem internalnya masih diatur oleh orang dalam alias NEPOTISME.
Aku merasa sakit sebenarnya untuk memikirkan ini, karena puluhan tahun kontribusi itu tertutupi oleh jiwa-jiwa baru anak muda yang belum berpengalaman yang hanya bermodalkan "kenalan". Mereka dapat dengan mudah naik ke posisi tinggi, sehingga orang kantor sekelas ayahku hanya mendapat bagian kecilnya saja. Aku harusnya tidak menceritakan ini, tapi sesuai judul blog ini, aku benar-benar sayang ayahku. Aku akan mencari cara agar ia dan ibuku merasa bangga dengan diri mereka sendiri dan buah hati yang telah mereka besarkan ini, aku dan adikku. Aku harus mengungkap kebenaran dan kenyataan yang sebenar-benarnya, meskipun dengan cara aneh seperti ini.
Sumber Ilustrasi: Pixabay
Hal lain yang ingin aku ceritakan di blog kali ini, hari ini, aku pergi ke banyak tempat bersamanya. Mencari sebuah alat musik yang pernah populer di zaman dulu, yakni MP3 player. Tapi bedanya, ayahku mencari yang memiliki fitur Bluetooth di dalamnya. Sebenarnya kami hanya menemukan beberapa yang menjual, sekitar 2 toko di kotaku. Tapi kesemuanya tidak memiliki fitur Bluetooth itu. Semuanya wire atau berkabel. Ia mencari itu karena beberapa kali kehilangan gadget/HP. Sedangkan ayahku, orangnya sama sepertiku, sangat menyukai musik. Hidup tanpa musik bagaikan kehidupan yang kosong nan hening.
Aku ingin sekali membelikannya Handphone terbaru, begitupun juga dengan ayahku, kami ingin, tapi batin kami berkata "tak bisa". Di masa saat ini adalah waktunya untuk menimbun saldo, bukannya bunga. Jadi, seberapa pun murahnya harga pasar dan tak peduli seberapa mampu, kami berusaha menahan diri untuk membeli Hp itu. Aku pun harus menyiapkan uang untuk modal usaha dan banyak hal lain yang akan aku lakukan atau hadapi. Begitu juga dengan ayah dan ibuku, mereka tidak ingin aku kesusahan. Yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana aku masih bisa makan dengan kenyang dan aman. Tapi bagiku adalah bagaimana aku akan berusaha untuk membalas budi mereka secepatnya.
Berbicara mengenai karier dan Achievement, aku tidak ingin menunggu waktu lama lagi, apalagi sampai harus menunggu selesai kuliah atau wisuda. Itu sangatlah lama. Waktu terasa singkat, jam bagaikan kebutuhan oksigen yang meningkat. Aku harus bisa sekarang agar sebelum aku lulus atau bertepatan di saat aku lulus, orang tuaku bisa tersenyum lebih lebar karena dapat mencapai haji atau dapat merasakan bagaimana rasanya jalan-jalan ke Dubai. Mimpi indah? Mungkin. Tapi aku yakin itu pasti, karena Allah SWT. (Meaning: The Lord)
Malam ini semakin larut, kurasa tulisanku agak acak-acakkan tapi kuharap kamu dapat mengerti. Pikiranku agar melayang karena saat ini orang yang sedang aku bahas, ayahku, sedang bekerja dalam Shift malam. Ia masuk kerja pukul 10 malam dan kembali pada pukul 8 pagi. Jika ia masuk kerja pada Shift pagi, ia masuk pukul 8 pagi dan kembali pada pukul 2 siang. Jika ia masuk kerja pada Shift siang, ia masuk pukul 2 siang dan kembali pada pukul 10 malam. Itu belum terhitung setengah jam perjalanan per pulang-pergi. Sungguh besar jasa ayahku kepada keluarga kecil kami. Untuk ayah-ayah lainnya di luar sana, aku berharap agar tetap semangat dalam menjalani kehidupan yang semakin keras ini. Untukmu, jangan lupa ucapkan rasa cintamu pada ayah atau ibumu.
"Aku cinta dengan ayahku~"
0 Komentar
Kamu punya ide atau pertanyaan? Yuk tulis di bawah!